Konten Kekerasan dan Perundungan di Podcast: Batas Kebebasan Berekspresi vs Tanggung Jawab Sosial

Dunia podcast Indonesia yang semarak ternyata juga diwarnai kontroversi. Beberapa podcaster terkenal ramai diperbincangkan karena kontennya yang dianggap melewati batas: menyebar ujaran kebencian, merendahkan kelompok tertentu, mendukung tindak kekerasan, atau melakukan body shaming.

Ini memicu debat panas tentang batas kebebasan berekspresi. Para podcaster sering bersembunyi di balik argumen "hiburan" atau "opini pribadi". Namun, ketika audiensnya mencapai jutaan, tanggung jawab sosial menjadi tidak terelakkan. Konten yang meracuni pemikiran, terutama pendengar muda, dapat memiliki dampak riil di masyarakat.

Regulasi untuk konten audio seperti podcast masih sangat minim dibandingkan konten siaran televisi. Platform streaming seperti Spotify dan YouTube seringkali lambat merespons laporan karena podcast dianggap "konten kreator".

Diperlukan kesadaran dari para pembuat konten tentang etika dan dampak sosial dari kata-kata mereka. Asosiasi podcaster bisa mulai membuat kode etik bersama. Platform juga harus memperkuat moderasi, sementara masyarakat didorong untuk lebih kritis dan tidak menyebarkan konten yang beracun. Kebebasan berekspresi harus berjalan beriringan dengan kebijaksanaan dan empati.

Previous Post Skuad Timnas Indonesia U-23 di Kualifikasi Piala Asia: Harapan Baru di Bawah Shin Tae-yong
maluku Kecantikan gadis Maluku manis manis
maluku Kecantikan gadis Maluku manis manis
15 Feb 2025
china bening - bening dan kota maju banget
china bening - bening dan kota maju banget
20 Feb 2025
papua kota indah untuk di kunjungi
papua kota indah untuk di kunjungi
15 Feb 2025